Kumpulan Literasi Ponpes Fajrul Karim

                   
“Cara terbaik untuk meningkatkan kualitas karakter, kompetensi dan kesejahteraan hidup seseorang, adalah dengan menanamkan budaya literasi (membaca-berpikir-menulis-berkreasi). Cara terbaik untuk menanamkan budaya literasi yang kuat pada seseorang adalah dengan menjadikannya sebagai seorang penulis. Karena setiap penulis, secara otomatis akan melewati tahapan membaca, berpikir, dan tentu saja menulis serta berkreasi.” 
― Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

 ‘’Bacalah! Dengan Menyebut Nama Tuhanmu Yang Telah Menciptakan’ [QS.Al-‘Alaq.1]







                         Maaf&Terima kasih
                           Impressive (XI B)


-Teruntuk Allah SWT
 Terima kasih untuk selalu menemani,melindungi,dan memudahkan segala sesuatu yang selalu ku anggap rumit.sungguh terima kasih.Dan maaf, Diri ini masih amat jauh dari kriteria’muslimah’ dan ‘mukminah’ yang kau cintai.Maaf

-Untuk masalah cobaan dan Ujian
 Terima kasih untuk hadir dalam kehidupanku ini.kau membuatku lebih dewasa,kuat,dan tangguh. kalian juga mengajarkanku bahwa banyak hal di dunia ini yang tidak melulu soal ‘kebahagiaan’,ada kalanya saat dimana kau ‘jatuh,rapuh,hancur’ dan itu wajar.Terima kasih

-Untuk Haters,penjulid, dan penggosip diri ini
Terima kasih untuk terus menyadarkan bahwa’ kau bukan manusia sempurna’ Terima kasih untuk kritik,cacian,dan makian gratis sebagai bahan untuk diri ini berintrospeksi.Terima kasih juga untuk menjadikan diri ini selalu tampil kuat.Dan maaf,jika respon diri ini tidak selalu baik terhadap kalian,maaf.

-Untuk keluarga,teman,dan semua yang menyayangi diri ini.
Terima kasih untuk ‘Pundak’ Disaat tubuh ini butuh tempat untuk bersandar. Terima kasih untuk ‘Tangan’ disaat diri butuh genggaman.Terima kasih untuk ‘Telinga’ Disaat raga ini butuh tempat untuk berkeluh kesah,Terima kasih juga untuk memilih ‘menguatkan’ disaat yang lain memilih ‘meninggalkan’.Sungguh terima kasih.

-Dan untuk diri sendiri
Terima kasih telah sanggup bertahan sejauh ini,Kamu hebat.Maaf jika pernah meragukanmu,dan menganggapmu tidak berguna.maaf.kita sama-sama tahu jalan didepan masih panjang,dan tentu saja akan ada banyak sekali ujian,cobaan,dan rintangan didalamnya.Tapi aku yakin,bersama-sama,kita pasti bisa melewati semuanya,dan keluar sebagai pemenang.



          Jangan Menghina Cahaya Hidup-ku
           Syakira Auliani Nur Asyufi  (VIII B)

Waktu itu, Cuaca sangat tidak bersahabat. Langit sore seakan menjadi langit malam. Awan- awan seakan saling  bertabrakan, guntur dan kilatpun menunjukan suara dan cahaya yang mengerikan.
Hujan turun dengan lebat, Angin kencang bertiup kesana kemari, Mengayuh-ayuhkan pohon nan tinggi. Semua orang tidak ada yang berani keluar. Berdiam dirumah, berkumpul dengan kehangatan keluarga yang lengkap dan bahagia. Tapi, dibalik semua itu masih ada saja manusia yang kedinginan,kelaparan,dan kesepian bagi mereka yang tak punya rumah,tak punya keluarga, dan tak punya makanan, badai di sore hari ini sangatlah mereka benci. dan semua rasa benci itu akan membuat mereka berfikir hidup itu sulit dunia ini kejam dan tuhan itu tak adil,padahal semua sudah diatur oleh sang maha kuasa yang lebih dari tau apa yang mereka butuhkan, mereka tak akan mengerti, mereka sudah tenggelam dalam kebencian, Sang maha kuasa  tau hal itu, sangat tau, dan biarkan Dia bekerja,dan mengirim satu orang yang sangat istimewa untuk berdiri di hadapan manusia mnusia itu, dan membenarkan semuanya, Ya, semua . Semua yang sudah keluar dari jalur yang seharusnya.
Hari ini hujan,mulai dari pagi sampai sore. mulai dari hujan biasa sampai hujan badai,seakan mengerti seseorang tengah bersedih,tengah kesakitan dan kebingunan.

‘Ctass!!’
Suara Cambuk itu terdengar lagi yang kesekian kalinya cambukan itu diberikan kepada seorang gadis muda brusia 11 tahun.Gadis itu meringkuk ketanah basah sembari menahan nyeri.Darah segar mengalir deras dari punggungnya yang sudah berkali kali terkena cambukan.Ia menangis dalam diam dengan sebuah mushaf didekapannya.Gadis itu melindunginya,melindungi mushaf dari 2 orang pria berusia 30 tahunan yang berusaha merusak mushaf itu.

“Bahh, dasar bocah ingusan  apakah kamu mau kami terus cambuk? lihat, punggungmu sudah berdarah darah bukan akan lebih baik jika kamu memberikan buku gadungan itu pada kami hah?!” ucap salah satu pria yang berbadan gemuk.

Gadis itu mendongak,Menatap tajam pria bertubuh gemuk Itu,rambutnya sudah basah karena air mata dan air hujan yang terus mengguyurnya.

“Aku lebih baik kalian cambuk dari pada kalian rusak mushaf ini”

‘Ctass!’                
Cambukan itu melayang lagi ,kini cambukan itu mengenai sudut matanya .

“Apa kau tau hah buku gadungan yang dekap itu tidak ada gunanya!tak berarti! kata orang yang sok alim kita akan bahagia bila kita membacanya,tapi apa? ha!? buku itu tiada artinya,kita tetap sengsara!Lebih baik kita bakar saja buku gadungan itu!”

“Tidaaaaaaak! tiba tiba gadis itu berteriak,matanya berkilat marah, darahpun mengalir dari tepi pelipisnya.”

“Berhenti Sebut mushaf ini buku gadungan! ini Al-Quran! orang yang kau bilang sok alim itu benar! berhenti menghina Al-Quran! Al-Quran ini adalah cahaya hidupku!”

Pria bertubuh gemuk itu bersiap mengayunkan cambukan untuk yang kesekian kalinya.Tapi gerakannya terhenti oleh pria satunya yang berpostur lebih kurus,wajahnya berkerut kesal.

“Sudahlah Zanjabila,biarkan saja bocah ini mau berbuat apa,dia tidak akan memberikan buku gadungan itu,dia juga sudah sekarat,paling sebentar lagi dia mati.”
Pria bertubuh gemuk itu mendengus kesal.

“Hufft Baiklah,biarkan bocah ini’
‘Heyy Bocahh! aku menunggu kabar kematianmu”
Gadis itu diam,menatap langkah dua orang tadi yang terlihat perlahan menjauh,
  
 ‘Brukk’                
                           
 Tubuhnya Ambruk air mata pun keluar tak tertahankan.Dekapannya kepada mushaf itu semakin erat,gadis kecil itu tersiak pilu,sampai satu suara pun mengejutkannya.

“Ilha!” Gadis itu diam,dia sudah tidak punya tenaga untuk menoleh.Sampai pemilik suara irtu datang,seorang gadis yang terlihat lebih tua gadis itu mengangkat tubuh Ilha.

“Kak Laila?” Gadis itu bernama Laila gadis itu terlihat cemas dan terkejut karena melihat banyak luka cambukan dan darah yang masih mengalir di punggung Ilha.

“Ada apa denganmu? apa dua monster itu datang lagi?”                                                                                
Ilha mengangguk,dia tersenyum,menujukan mushaf yang berhasil dia selamatkan.

“Aih Ilhaaa,aku senang kau berhsil melindunginya,tapi ilha kau gagal melindungi dirimu sendiri”
Ilha mengangguk lagi.                                               
 “Yahhh aku tau,aku  memang gagal.Tapi.... biarlah,biar luka ini menjadi saksi diakhirat nanti bahwa aku berhasil melindungi cahaya hdupku”

Laila diam,dia sudah tidak tahan,dia menangis,sungguh benar benar....Ilha adalah gadis yang berbeda,Laila adalah gadis yang miskin dan yatim piatu. Dulu dia mengeluh dan hampir membenci tuhan,sampai dimana Ilha datang,gadis kecil yang nasibnya sama dengannya.Tapi cara mereka hidup amatlah berbeda,Laila dengan segala keluh kesahnya dan Ilha dengan senyuman abadinya,selalu mendekap mushaf dan juga membacanya.Laila pun mulai berubah,sudut pandangnya selalu berubah ketika bersma Ilha.Apalagi tadi,kejadian diamana 2 pria mencambuk punggung Ilha,dan Ilha yang masiih berteguh pada pendririannya.Hal itu benar benar menghantam hatinya.

“Ilha... aku ingin bertanya,boleh?” Ilha mengangguk.
“sebenarnya Apa yang membuat kau berteguh hati membela mushaf itu?” Tanya Laila,tangannya pun bergerak membersihkan luka cambuk di pelipis Ilha dengan Kain.Ilha Tak meringis sedikitpun.

“Kak....adanya Al-Quran itu bukanlah untuk dibenci,Al-Q uran untuk dibaca,dipahami,dan diamalkan...Ayah Ilha.... dulu meninggal sambil memeluk mushaf...Bunda juga sama,kata ustad... manusia yang mati sambil memeluk mushaf itu,akan masuk surga,Ilha juga mau,Ilha mau masuk surga dan bertemu ayah dan bunda”

Tetesan air mata pun jatuh,dan berubah menjadi sungai yang mengalir dipipi Ilha. Laila pun sama,ini benar benar hal yang menegejutkan.Dia Baru tau hal itu.Dan dimalam itu Laila berjanji,dia akan menjadi seperti Ilha...Dia akan melindungi Al-Quran dan juga membelanya.
Hari demi hari,tahun demi tahun,semua berlalu dengan cepat.Ilha sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan berani, Laila pun selalu setia melindunginya.Ilha juga sudah banyak mengajak orang orang untuk kembali kejalan yang benar,ada yang merespon positif juga ada yang negatif,Ilha tak keberatan,dia selalu setia tersenyum.Tak pernah dia mengeluh sedikitpun,orang yang mengikuti jalan Ilha pun semakin bertambah,mereka mulai bersnyukur dengan apa yang mereka punya.Dan banyak orang yang mengenali Ilha karna sifatnya yang ramah dan baik,.
Sampai suatu hari,terjadilah kejadian yang membuat orang orang itu bahkan Laila Pun menangis kencang.Hari dimana mereka Haruis kehilangan Ilha.Ilha meninggal,di hari itu,sebelum Ilha tewas ada segerombolan orang yang ternyata masih belum barada dijalan yang benar,mereka berniat membakar semua mushaf yang telah mereka kumpulkan dari hari sebelumnya,Hal itu terdengar oleh Ilha.dengan secepat kilat Ilha datang.dia berteriak lantang menolak membakar semua mushaf itu Segerombolan orang itupun marah mereka juga membenci Ilha,Akhirnya terjadilah pertarungan anatara orang orang itu dengan Ilha,Satu melawan 10 orang lebih,tentu ia kalah. Ilha ditikam dari belakang dengan pisau tajam yang tepat menancap didadanya. sebelum Ilha benar benar mati,Dia berkata dengan lantang.

“Biarlah... Allah membalas apa yang kalian lakukan,kalian yang telah menghina dan merusak Al-Quran akan mendapat balasan yang buruk”
Tepat ketika Ilha tewas,segerombolan polisi datang,dan menangkap orang orang itu tanpa terkecuali.Sungguh,inilah yang dinamakan pengorbanan yang sesungguhnya.Hari itu juga,Ilha dimakamkan dan disaat itulah semua orang tau perkataan Ilha bukan main main.Semua pun mulai kembali kejalan yang seharusnya,dan Tuhan  yang Maha Esa pun kembali diAgungkan.
Laila merasa kehilangan,tapi dia berjanji untuk tidak mengeluh,dia juga tidak  akan menghina apa yang telah Ilha lindungi.
Sunggguh,Ilha benar benar ditempatkan ditempat yang mulia .


                Petunjuk dan pedoman hidup
                 Shofia mutakammilah(X B)

   Al-quran? kenapa sih orang orang bisa kuliah lewat jalur al-qur’an? emang apa sih istimewanya? padahalkan Cuma buku biasa!’’ tanya seorang anak kepada yahnya. Anak itu bernama Riby, ia berumur 13 tahun,rambutnya hitam legam dan berkulit sawo matang.

‘’Al-qur’an tidak hanya istimewa namun sangat istimewa. Al-quran adalah kalam Allah yang sangant banyak sekali manfaatnya bagi kehidupan manuisa, Ayah beri tahu ya,nak.jika kamu ada masalah,sedang sakit,tidak punya tujuan hidup,maka bacalah Al-qur’an! dan berdoalah, maka insyaAllah masalah tersebut akan selesai’’ jawab sang ayah dengan tatapan yang amat meyakinkan.

‘emang bener ya?’ Pikir riby saat itu.Riby masih tak percaya.

Tak lama adzan maghrib pun berkumandang, membuta semua yang mendengarnya berhenti dari segala aktivitas,termasuk Riby dan Sang Ayah.
saat diperjalanan meunju masjid, Riby melihat seorang kakek tua yang sedang mengidap penyakit cacar. Tapi ia tetap pergi kemasjid. sesampainya di masjid si kakek segera melaksanakan shalat sunnah,ba’da shalat maghrib berjamaah kakek itu mengadahkan tangannya keatas dan berdoa sambil menagis.
riby terus memperhatikan kakek tua itu sampai ayahnya mengajak pulang. dirumah, Riby bertanya lagi kepada ayahnya.

‘’Ayah, tadi riby liat ada kakek kakek, dia sakit cacar. dia udah shalat,udah doa, udah ngaji tapi kok cacarnya masih ada tuh?’’Tanya Riby dengan polosnya.

‘’Karna tidak semua orang doanya langsung diijabah oleh Allah Riby,Ada yang langsung,Ada juga yang lamaaaa sekali, Itu kembali lagi pada kehendak Allah yang maha kuasa, Yang penting kita sebagai hamba terus berusaha meminta kepada-Nya.’’Jawab Si Ayah dengan sabar.

‘Emang iya iya?’ Lagi lagi, dalam pikirannya Riby masih saja belum percaya.
                                    ****

15 tahun kemudian,Riby memutuskan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. untuk pertama kalinya ia melamar sebgai seorang guru di sekolah menengah atas, tapi ia tidak diterima,padahal ijazahnya,prestasinya dan segala surat surat yang ia miliki sangatlah lengkap.
 kemudian dia melamar kembali menjadi kasir disalah satu toko,lagi lagi ia ditolak. padahal uang yang ia miliki hanya bisa mencukupi hidupnya selama 3 hari kedepan, ia dalam masalah besar. tak pantang menyerah,ia kembali melamar sebagai salah satu karyawan di salah satu rumah makan, namun nasibnya masih sama, ia kembali di tolak.

Riby kelelahan,ia pun jatuh sakit. uang yang ia miliki semakin menipis, ia berfikir keras. bagaimana ia mendapatkan sebuah pekerjaan?Tepat ketika itu, ia teringat perkataan ayahnya. ia beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil salah satu mushaf yang berdebu-karna sudah lama tidak di sentuh.

Ia membuka surah al-Insyirah dan mulai membacanya dengan sedikit terbata-bata. setelah itu ia berdoa kepada Allah atas nasibnya dalam mencari pekerjaan
Esoknya,ia kembali semangat dan mulai lagi mencari pekerjaan, sejenak ia melupakan sisa uang hidupnya dikota yang hanya tinggal hitungan ribu.

Di perjalanan, ia bertemu kembali dengan kakek tua yang dulu ia temui di masjid dalam kondisi cacar 15 tahun yang lalu.kakek itu berjualan karpet,Riby sedih melihat kakek itu yang tetap bekerja meski sudah amat tua dan renta. Ia pun memutuskan untuk menghampirinya dan bertanya.

‘’Permisi kek,apakah kakek membutuhkan karyawan untuk membantu kakek berjualan?’’ Tanya Riby dengan sopan.

‘’Alhamdulillah,akhirnya ada juga yang ingin bekerja dengan kakek tua ini, terima kasih nak, terima kasih.’’ Jawab si kakek dengar raut wajah bahagia.

Akhirnya  Riby mendapatkan pekerjaan, ia bersyukur dalam hati ,dan kini  ia percaya, perkataan ayahnya memanglah benar.


                     WAKTU YANG SINGKAT
                    Caesya Putri Hanifah(IX B)


Aku Haliza Ramadani,Anak sulung dari keluarga nan bahagia,Di rumah terdapat 7 orang anggota keluarga,Ibu,Ayah,Aku,Rey,Ica,Fathan,dan si bungsu Ratu .
Umur ku 18 tahun terpaut 2 tahun dari adik laki lakiku yang pertama . Jarak dari adik laki lakiku ke Ica juga 2 tahun,pun Ica ke Fathan. Hanya jarak Fathan dan Ratu lah yang paling jauh. yaitu 8 tahun.

Satumah Sa’diyah,wanita yang melahirkanku dan juga 4 saudaraku yang lain. Ibuku asli berasal dari Timur Tengah yang kemudian merantau ke Indonesia,di Bogor tepatnya. 

Abdul Malik, lelaki  yang bisa meluluhkan hati Ibuku sekaligus super hero dalam keluarga kami. Ia laki laki pertama yang Aku cintai. Ia lahir di Indonesia, Sumatra-Medan tepatnya. Ayah bertemu ibu ketika sedang bersama sama menjalani kuliah di bandung .

Kini,Ibuku sudah beranjak 45 tahun terpaut 5 tahun dengan Ayahku namun masih terlihat segar,bahkan banyak yang bilang bahwa Ibuku awet muda .

“Za... Ayah ada kerjaan di luar negri kurang lebih 5 hari. besok antar Ayah ke bandara ya” ucap Ayahku ketika mengobrol di teras sambil menikmati senja.

Aku mengangguk sebagai jawaban tapi entahlah,rasa rasanya ada yang tidak beres dengan keberangkatan Ayah kali ini.
Esoknya aku dan keluargaku mengantarkan Ayahku ke bandara Soekarno Hatta. Sepanjang perjalanan, kami tak henti hentinya tertawa oleh lelucon dan candaan yang ayahku lontarkan. Ayah memang humoris.

setiba disana Ayah langsung menuju rombongan kerjanya. Tentunya setelah berpamitan dengan kami.
Ayahku memang sering keluar negri.  Apa lagi Timur Tengah. Tapi biasanya Ayah selalu memberi tahu urusan apa yang akan ia kerjakan disana. Dan untuk pertama kalinya Ayah tidak memberi tahu kami. Mungkin saja ia lupa. Batinku saat itu, tapi sungguh kepergiaan Ayah kali ini terasa berat.

5 hari berjalan seperti merangkak. 

Hari ini saatnya Ayahku pulang dari timur tengah. Kami tidak menjemputnya di bandara karna Ibuku- satu satunya yang bisa mengendarai mobil setelah Ayah memiliki urusan. Tadi malam  Ayah sudah memberi tahu bahwa esok sore insyaAllah ia akan tiba di rumah dengan go-car. 

“Za,Ayah kemana ya? ko belum pulang juga,janjinya sore tapi sekarang belum ada kabar juga” lirih Ibuku dengan intonasi suara cemas.
 Bagaimana tidak?Ayah berjanji akan tiba sore hari, namun jam sudah menujukan pukul 10 waktu indonesia bagian barat. itu berarti terhitung 5 jam Ayah tidak ada kabar. 
Untuk mengalihkan perasaan cemas, Aku mengajak Ibu dan Adik adikku untuk menonton siaran televisi. Tepat ketika itu. 

“Selamat malam pemirsa. Breaking news. terjadi kecelakaan mini bus bermerk avanza dengan truk pasir di tol Cipularang km 24. Di duga pengendara truk mabuk dan tidak bisa mengendalikan laju truknya. korban dari kecelakaan ini berjumlah 3 orang dan 1 penumpang mini bus yang terluka parah dan langsung di larikan ke rumah sakit terdekat. Sekian terima kasih”

“Ka itukan Ayah!” Adikku reflek berteriak ketika melihat sosok jasad yang di tandu ke dalam ambulan.
Sekilas,korban tersebut memang mirip Ayah, tapi aku berusaha yakin bahwa ayah baik baik saja dan menentang pekataan Adikku.

“Ngomongnya asal, orang ayah udah di depan kompleks” Ucapku berusaha setenang mungkin.
Dan tepat ketika itu keadaan berbalik sangat cepat.

‘drttt... drttt....’

“APA?! IYA IYA SAYA ISTRINYA... IYA PAK SAYA AKAN SEGERA KESANA..... TERIMAKASIH PAK INFONYA.”
“liza! Bawa adik adikmu ke mobil,kita kerumah sakit sekarang” Titah Ibu dengan deraian air mata.

Kami kebingungan. ada apa ini? mengapa ibu menangis? untuk apa kerumah sakit? semua pertanyaan itu terjawab dengan dua kalimat ibu setelahnya

“Ayah kecelakaan”.

                                      ***

“Mba,pasien dengan nama Abdul Malik di ruangan mana ya?” Tanya Ibuku pada seorang resepsionis

“Pasien sedang berada di ICU Bu” kata resepsionis itu dengan menujuk ruangan di ujung lorong.

tanpa membuang buang waktu kami segera ke sana. terlihat di depan pintu ruang ICU Ayah dua orang polisi yang tengah berjaga.

“Maaf Bu dengan siapa ya?” polisi itu bertanya demi melihat satu keluarga besar yang berusah masuk keruangan yang ia jaga.

“Saya istrinya Pak” jawab Ibuku masih dengan deraian air mata 

“Oh baik Bu, silahkan masuk,tapi pasien sedang di periksa oleh dokter,sepertinya keadaan pasien memburuk” ucap polisi itu mempersilahkan.

“ Bagaimana ke adaan suami Saya dok?” tanya Ibuku parau, demi mellihat sang dokter menutup wajah ayahku dengan kain yang menutupi sebagian badannya.
 
“Maaf Bu Kami sudah berusa semksimal mungkin tapi takdir allah yang berkehendak lain.suami ibu telah berpulang,tepat pukul 22.45.semoga Ibu sekeluarga diberi kesabaran dan ketabahan. saya permisi”
jelas dokter itu dengan wajah tertunduk. tubuh Ibu ambruk. ia pingsan.adik adikku menangis karna sadar Ayahnya telah pergi.
Sedangkan aku, beranjak mendekati brankar Ayah. ku pegang wajahnya yang telah pucat dan dingin. sambil berbisik lirih di telinga kanannya.
 
“Ayah... kebanggan terbesar Liza adalah bisa menjadi salah satu putri Ayah. kini,esok,dan selamanya. di dunia ataupun di dimensi lainnya.

I love you in every universe.




                   DREAM AND STRUGGLE
               Balqis Durrotul Azmina (VIII B)


6 Tahun yang lalu
Mobil Fortuner putih itu pergi meninggalkan gerbang besar yang bertuliskan ‘PONPES FAJRUL KARIM PUTRI’ aku melambaikan tanganku.

“Dadah Umi Abi”

 Hari ini,adalah hari pertamaku masuk pondok. Tempat baru,tempat yang asing bagiku,aku berusaha untuk kuat,harus bisa belajar dewasa, tak ada lagi kata manja di pondok. harus mandiri.
 Aku masih mematung di depan gerbang tersebut. Tak lama,ada seorang gadis berjilbab hitam dengan jas biru mendatangiku,tertera lambang bertulisan OSTIFAK di jas tersebut,dan di kerudung hitamnya menempel name tag dengan tulisan ‘Nadya Maziyatunnisa’

“Adek,Umi Abinya mana? langsung masuk aja yuk,sini,kakak bantu angkat barangnya” ramah kak Nadya sambil memperbaiki posisi kaca matanya. 

Aku memandanginya dengan kebingungan. aku bertanya-tanya siapa gadis ini. Nadya pun tersenyum,lalu mengulurkan tangannya.
 
“Eh,dek..,jangan takut,ayo..,Nama kamu siapa? ayo Kakak anter ke kamar Kamu” ucap kak nadya sambil mengangkat tasku. aku menghela nafas pelan.

“Nama aku Zea kak,Zearalia Alfadilah’’Jawabku dengan gugup. Nadya mengerutkan dahinya.

‘’Zearalia,Kayaknya kamu anak kamar kakak deh, Yuk kita liat kamar baru kamu!’’Ajak kak Nadya bersemangat.

Akhirnya aku sampai di kamar yang bernamakan ‘Maryam Building’ 
Sejenak kak Nadya melihat daftar angota Maryam 1 yang tertempel di depan pintu kamar.

“Tuh kan bener,kamu anggota kamar kakak,ayo masuk!”.

Malam itu,setelah berbenah barang-barang seluruh santri baru di kumpulkan di aula pesantren bersama ustadzah dan pembimbing kamar.
Acara di mulai. Masing-masing dari kami memperkenalkan nama,asal daerah,dan juga alasan kami memilih ponpes ini. Para ustadzah juga menjelaskan tentang visi misi pondok dan memberi motivasi agar para santri cepat betah di pondok ini.
Ke esokan harinya semua santri baru memulai sekolah pertamanya. Kami memakai ciput topi dan banyak jarum pentul,jujur saja itu semua sangat sulit. untungnya, pembimbing kamar kami bersedia mengajarkan kami banyak hal. 
Setibanya di kelas,guru-guru memulai proses KBM nya dengan perkenalan. Lucunya, banyak di antara kami yang tiba-tiba nangis di tengah perkenalan,mungkin karna malu. Ada juga yang terlihat sudah betah-termasuk aku.

1 Bulan kemudian. 

“Ga kerasa ya kita udah sebulan di sini” ujar Vina-salah satu teman kamarku
Ka Nadya yang mendengar pun tersenyum.

“Iya,perasaan baru kemaren kalian datang” semua orang tertawa kecuali Azarin,dari awal ia memang tak pernah terdengar berbicara.

“Nih Kaka mau nanya,kalian kesini mau sendiri apa karna paksaan orang tua?” tanya Ka Nadya membuka topik baru.

“Kalo Aku di suruh Umi,tapi Akunya ikut-ikut aja” jawab Irma
 
“Sama Aku juga” jawab Aku,Vina, Nasya, juga Azarin hampir berbarengan.

“Kaka doakan semoga kalian semua bisa menghafal 30 juz al-quran dengan mutqin dan kelak menjadi orang yang sukses”.Ucap Kak Nadya menutup pembicaraan.
                                   ****
6 Tahun kemudian 
Doa Ka Nadya terkabul. Anggota kamar Maryam 2 lulus dengan predikat terbaik di sertai gelar hafidzah.
Susah,senang,telah kami lewati dan semua itu berbuah manis.Seperti tertulis di dalam mahfudzat:
                 ومااللذّة إلا بعد التعب
wa maa ladzatu Illaa ba'dat ta'bi

Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan.




                        PONDOK IDAMAN
             Sabrina Nurul Khairunnisa (VII B)


Pagi ini adalah pagi yang sejuk,membuat mata sulit untuk di buka. Teriknya matahari masuk lewat lubang ventilasi udara. Suara kicauan burung terdengar dari arah jendela yang berembun. Aroma harum makan tercium sangat lezat,sepertinya menu sarapan hari ini sangat spesial.Sejenak,terdengar langkah kaki menuju kamarku.

“Linda sayang! bangun nak...!” uajar seorang wanita di balik pintu. Linda menggeliat.lalu menyahut dan bergegas meraih kenop pintu. 

Linda pergi menuju dapur,dan langsung duduk dengan perut keroncongan. Di atas meja itu terdapat berbagai menu makanan. Sang Ibu duduk di hadapannya dan berkata.

“Tunggu Ayah bangun”
Tiba-tiba seorang pria datang dengan piayama yang di kenakannya,wajahnya garang,sedikit berkumis,rambutnya lepek belum keramas,ia duduk di sisi lain meja makan yang menjadikan mereka huruf  Y besar . Sarapan sudah bisa di mulai,Linda mengambil sepotong roti isi yang sedari tadi di tatapnya. Ibu tersenyum melihat anaknya lahap dalam makan,sejak kecil Linda tidak lahap kalau makan,entah menunya membuat tidak selera atau memang kodrat-nya. Ibu menaruh rendang khas Padang di piring Suaminya lalu memberikan segelas jus jeruk kepada Linda,ia tanpa basa-basi langsung menegukkan habis  jus jeruk itu hingga tak tersisa.
Ayah Linda menatap anaknya,ia seperti gelisah belakangan ini Ayah memang suka kelelahan,tapi tatapan ini berbeda dari yang bisa-biasanya.

“Linda kamu mau lanjut dimana?” tanya Ayah yang sedari tadi menatap Linda.

“Lanjut apa Yah?” Linda bertanya balik

“SMP,kan bentar lagi lulus SD. Masa ga kepikiran sih?” jawab Ayah sembari tertawa tenyah.Benar juga,Linda 3 minggu lagi akan menghadapi ujian kelulusan.

“Berhubung sekarang hari libur,nanti kamu bisa cari SMP lewat komputer di ruang kerja Ayahmu.” Ibu menyarankan
 
“Eh...” Linda diam sejenak.
 
“Linda sudah punya tujuan Bu!,tapi Linda masih ragu Ayah dan Ibu bakal setuju atau enggak.” ucap Linda ragu-ragu 
Ayah dan Ibu saling tatap lalu menatap Linda dengan heran ,berharap pilihan Linda nanti tidak aneh aneh.

“Linda maunya di pondok Bu!” jawab Linda antusias.

Ayah dan Ibu terdiam,membeku seketika. Ibu menitikkan air mata,terharu pada anaknya yang mau belajar mandiri.Ayah langsung menyambar se-sendok rendang agar tidak terlihat menangis 

“Terus juga,Linda maunya di Pondok Pesantren Tahfidz Qur-an”

“Kenapa kamu maunya di pondok?”  Ayah langsung menyambar pertanyaan 

“Karna Aku lihat di televisi kalu ada anak kecil buta yang hafal 30 juz Al-quran dan akan memberikan mahkota kepada kedua orang tuanya di surga nanti.” jawab Linda riang.

Ayah tidak sengaja menjatuhkan sendok dari tangannya. Air mata Ibu semakin menderas,Ibu langsung menghampiri Linda. Memeluknya.Mata Ibu berkaca-kaca,tidak mengaka anaknya semakin tumbuh dewasa.

“Kamu boleh ko mondok disana,Ayah dan Ibu akan berusaha semaksimal mungkin agar kamu bisa mondok di tempat yang kamu inginkan” Ucap Ibu lirih,Ibu tidak menyangka Putri kecilnya akan menjadi pemberi mahkota untuk dirinya dan Suami di surga kelak.

“Kamu maunya mondok dimana Linda?” tanya Ayah.

“Di Pondok Pesantren Tahfidz Fajrul Karim,Yah!” jawab Linda sambil mengabil sepotong roti isi lagi.

“Katanya di sana ada yang  khatam Al-Quran selama 3-4 tahun” ucap Linda.
 
“ohh jadi itu pondok khusus Al-Quran?  pelajaran akademis kamu gimana? bisa-bisa Kamu ketinggalan ilmu nanti sama anak-anak sekarang.” ayah memberi tahu.

“Kalau tentang itu,Ayah tenang aja,di Pndok Pesantren Fajrul Karim ada 27 mata pelajaan katanya ....,semua mata pelajaran di campur denga mata pelajaran  pondok . Jadi aku masih bisa belajar mata pelajaran seperti biasa,cuma ada tambahan. Dalam satu hari paling banyak ada 6-7 mata pelajaran,pulangnya jam 3 sore .Pokonya Fajrul Karim Lengkap banget deh yah!Ada Ekskulnya juga,Bahasanya juga ada,Pramukanya juga aktif kalo aku liat Youtube nya kemaren..” Linda memberi tahu.

“Kalo pulang sekolahnya jam 3sore kapan shalat dzuhurnya? di lewat?” tanya Ibu dengan kondisi  yang sekarang sudah tenang

“Ya enggak lah..." istirahat,sholat,makan,istirahat,masuk lagi” kata Linda santai.

Sarapan telah selesai,Linda membantu Ibunya mencuci piring. Ayah kembali ke kamar.Melanjutkan pekerjaannya. Ibu bertanya-tanya tentang Pondok tadi,bilang apakah pendaftaranya masi buka,Linda menjawab sebentar lagi akan tutup.

“Astagfirullah kenapa kamu baru bilang sekarang?” Ibu sekarang menjadi panik ,air cuciannya muncrat kemana-mana,mengenai mata Linda.

“Besok Kita kesana ya!” kata Ibu denga semangat. Linda mengusap matanya perih. Lalu mengangguk.  

                                       ***

Pagi- pagi Ibu sudah berdan-dan rapih,hilir-mudik menunggu Ayah keluar dari kamar mandi. Linda duduk di teras rumah membayangkan teman-temannya di pondok. Akhirnya Ayah dan Ibu menyusul Linda ke depan teras tumah.

 Ayah yang terlihat rapih menggunakan jubah abu-abu dengan kopiah ala pak haji,Ibu yang menggunakan gamis berwana putih dan kerudung bunga-bunga nerah muda terlihat seperti wanita tercantik sedunia bagi Linda. Ayah mengintruksi untuk semua masuk kedalam mobil,Linda paling akhir masuk.
  
Mobil pun berjalan keluar rumah.
Ibu sudah dapat lokasi pondoknya. Sekarang jam 07.58, mungkin cukup sampai disana jam sembilanan. Linda tinggal di jakarta,ia tidak menyangka akan menempuh perjalanan jauh seperti ini.

“Ngomong-ngomong Pondoknya dekat dengan pantai,jadi Kamu bisa main kesana kapan-kapan.” kata Ibu sembari mengetuk –ngetuk layar telepon.
Linda samar-samar mendengarkan,ia tertidur sejak awal perjalanan.
  
                                   ***

Akhirnya Mereka tiba di Pondok Pesantren Fajrul Karim. Linda di sambut Kakak-kakak yang ada di sana,bilang kalau syukur-syukur masih ada meja kosong untuk Linda . Linda tidak sempat mengikuti ujian masuk,tetapi Linda di terima di sana. Entah kenapa. Kakak-kakak di sana memandu Linda berkeliling Pondok Putri,terdapat musholla,kelas,kantin,asrama,dan masih banyak lagi.
                                     ***
3 minggu telah berlalu.
Linda telah menghadapi ujian kelulusan dengan baik,akhirnya Linda lulus di sekolahnya,saling meminta maaf  jika punya salah .janji jika punya waktu luang atau apalah,harus berkumpul kumpul. Linda di bawa kerumah karna acara telah selesai,sangat melelahkan di sekolah.Linda pun langsung duduk di sofa,merebahkan kakinya,keram.

“Kamu sudah siapkan mondok?” tanya Ibu yang duduk di samping Putrinya.

“iya ko Bu,tapiLinda gak kebayang nanti gimana teman-teman disana” kata Linda
“Gak usah di bayangin dulu,nantinya gak seru!” Ibu tertawa renyah.

1 Bulan kemudian.

 waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba. Linda telah memasukkan berang-barangnya ke dalam mobil Ayah. Semua anggota keluarga masuk,meninggalkan rumah.                                           
Linda lagi-lagi tertidur di perjalanan. Ia bermimpi mendapatkan teman-teman yang asik dan peduli,kakak-kakak yang ramah terhadap juniornya,dan masih banyak lagi.
Sesampainya di Pondok,Linda mendapatkan kamar yang bernama Aisyah 2,ia berkenalan dengan yang lain,saling menanyakan nama masing-masing,dari mana asalnya,mengapa mondok disini dan masih banyak lagi. Linda berpamitan dengan Ayah dan Ibu.  Ibu memeluknya sangat erah seraya berbisik 
“Jadi anak yang kuat ya,sayang”
Ayah hanya menatapku,mengancungkan jempol lalu tersenyum. 

Mereka memasuki mobil.   
Ibu da Ayah melambaikan tangan.Lalu pulang.

2 Tahun kemudian.

Linda kembali tumbuh menjadi gadis yang cantik dan cerdas,ia juga terpilih menjadi ketua kelas di Pondoknya. Ia telah akrab dengan santri wati di sana. Saling menyusun strategi kelas,buka bersama saat ramadhan,dan masih banyak pengalaman yang lainnya. Disana juga ada pasukan khusus Azalea pramuka,di gunakan bila ada perlombaan pramuka antar sekolah,tetapi linda tidak mengikutinya.Linda hanya fokus pada belajar dan  menghafal Al-quran, memang dari awal masuk niat awalnya begitu.

Waktu cepat berlalu. Sekarang Linda telah menduduki bangku 2 SMA ,banyak sekali pengalaman yang telah Linda jalani,seperti menjadi panitia suatu acara,petugas muhadarah,mengikuti lomba cerdas cermat,dan masih banyak lagi.sekarang linda menjadi OSTIFAK (Organisasi Santri Tahfidz Fajrul Karim). Dan lagi,Linda telah kahatam al-quran 30 juz sejak menduduki bangku 1 SMA tahun lalu.Lindapun di wisudakan,wisuda tahfidz namnaya.Linda bahkan telah mentasmikan separuh dari Al-quran untuk mendapatkan tiket umroh ke mekkah. Ayah dan Ibu terharu mendengar bahwa buah hati mereka akan memberikan mahkota terindah di durga kelak. 

1 Tahun berjalan begitu cepat. 

Linda telah lulus dari pendidikan. Sekarang ia harus ,mengabdi terlebih dahulu di pondok, lalu kuliah di manapun ia mau.Linda mengajari ilmu fiqih kepada anak kelas satu,terasa begitu menyenangkan.Setelah mengabdi Linda kuliah di Madinah dengan mengajak kedua Orangtuanya. Impian Linda terwujud untuk mengajak kedua orangtuanya pergi haji. Linda sangat bersyukur karna telah mondok saat dulu. Perjuangannya tidak lah sia-sia.



                   AYAHKU PAHLAWANKU
                Syakiroh Nadrotunnaim(VII B)

Sore  mulai tenggelam menyisakan langit jingga kemerahan.  Liana-Seorang gadis riang yang berlarian menegjar anak ayam yang berbulu gembul dan halus.Terlihat sangat lucu.
Rina-Ibu liana sudah meninggal beberapa tahun lalu,Tinggalah liana hanya bersama dengan ayah-nya di ujung perkampungan.Amat jauh dari perkotaan.
Hari demi hari terlewati.Tahun demi tahun ia tapaki.                  
Liana tumbuh dengan cepat,Umurnya kini 18. Ia menjelma menjadi gadis cantik dan Cerdas.Sangat mirip dengan mediang ibunya dulu.
Tahun ini Liana lulus SMA,Sebulan yang lalu undangan beasiswa dari berbagai kampus berdatangan.Ayah Liana terharu Membcanya.Ia tersenyum bangga.
Liana memang senang dengan fakta ia diundang oleh banyak universitas,Tapi di hati kecilnya,Ia enggan berpisah jauh dari ayahnya-Keluarga satu- satunya yang ia miliki.

‘’Kamu harus melanjutkan impianmu Lia,itu kesempatan yang sangat berharga.Tidak usah mengkhawatirkan ayahmu ini,Ayah baik-baik saja..Sungguh!.Percayalah pada Ayah!’’.Ayah lia meyakinkan putrinya.Memberi semangat.
Liana tahu,Ayahnya akan bersikeras menyekolahkan anaknya setinggi mungkin.Tidak boleh bernasib sama seperti dirinya.

‘’Ayah yakin akan baik baik saja?’’Lia menatap ayahnya dengan cemas.Sebaliknya,Ayahnya mengangguk mantap.

‘’Liana kamu satu satunya anak ayah,Hanya kamu yang bisa mewujudkan impian ayah,berjanjilah kau akan kuliah,nak.’’ujar sang ayah sambil tersenyum.

                                     ***

‘’Assalamualaikum’’Telfon Liana dari luar kota

‘’Waalaikumsalam’’Suara yang lama ia rindukan akhirnya terdengar.

‘’Ayah sehat?’’Liana bertanya cemas,Sang ayah tertawa mendengarnya.

‘’Ayah baik baik saja liana,bagaimana keadaanmu disana?Ayah kangen lia’’

‘’liana Sehat yah,keadaan disini lancar.Lia kangen ayah’’

‘’Ayah sudah baca suratnya lia,Kamu akan diwisuda bulan depan bukan?Ayah sangat bangga,Andai ibumu masih ada,Ia pasti menangis membacanya’’Sang ayah terkekeh.

‘’Hei..Mengapa menangis lia?Bulan depan kamu akan wisuda,Ayah dan pamanmu akan datang tepat waktu’’
Lia yang mendengar itu menangis,Ia sebenarnya tahu,Ayahnya sedang dirawat di rumah sakit sekarang.

‘’Ayah tak perlu repot repot datang-‘’
Ayah akan datang Lia!,Pegang Janji ayah!’’

Liana terdiam.Ia menangguk pelan.Dan berusaha tersenyum.

                                    ***

Saat yang ia tunggu-tunggu pun tiba.
liana terlihat anggun dengan toga wisudanya.suasana kampus mulai terlihat ramai,Banyak penjual buket buket bunga.Sangat indah sejauh mata  memandang.Bewarna-warni.
Matahari sudah mulai meninggi,Acara pun akan segera dimulai.

‘Orang yang liana tunggu belum juga tiba,Tapi ia yakin,Ayahnya pasti datang.Ayahnya tak pernah berbohong.
Hingga tiba di panggung,Semua wisudawan dan wisudawati terlihat bahagia.Tapi Liana-Wajahnya amat cemas.

‘DRRT...DRRT’

‘’Halo paman!Paman sudah sampai mana?Acaranya sudah mulai!’’ Liana berseru.
‘’Maafkan paman liana,’’Paman berkata lirih

‘’Ada apa paman?Kenapa disana banyak suara tangisan?’’
Liana tak kuasa menahan emosinya.Ia menangis.

‘’Ayahmu...Ayahmu sudah berpulang Lia’’Lirih paman hampir tak terdengar.
Demi mendengarnya liana berteriak parau,Ia menangis kencang.

Tuhan tolonglah....Menagapa harus sekarang?..Disaat Liana menjadi mahasiswa terbaik!.Kenapa harus di hari wisudanya.Kenapa harus?.

Ayah liana adalah salah satu korban dari peristiwa longsor besar yang terjadi di kampungnya. Rumahnya tertimbun reruntuhan tanah tepat ketika ia jatuh sakit dan tak bisa berjalan.Saat paman liana berniat menjemputnya ke acara wisuda rumahnya sudah terkubur tanah.
Malam itu juga liana berangkat menuju kampung halamannya.Memesan tiket pesawat tercepat agar tiba sesegera mungkin.
Setiba disana,Ia terpogoh pogoh berlari dan langsung terduduk di samping jenazah ayahnya.Ia menangis dalam diam.Tak ada yang menedengar isak pilunya.Air matanya sudah habis.

‘’Ayah...Aku..Aku berjanji...Aku berjanji akan mewujudkan semua mimpi-mimpi ayah...Aku akan menjadi yang terbaik diantara yang terbaik.Aku berjanji yah’’Liana tersenyum getir

‘’Maafkan liana ayah...Liana terlambat,Liana harusnya selalu disamping ayah.Liana harusnya menjaga aya-‘’Liana tercekat.Kalimatnya terpotong.Ia tak bisa melanjutkan kalimatnya.

Bibi Tina memeluk Liana.Sangat erat.Menyalurkan kesedihan dan ketegaran.

‘’Kamu masih memiliki bibi tina dan paman liana,Tenanglah,Bibi dan paman akan selalu menjagamu. Ayahmu paati sedih melihat putri kesayangannya menangis.’’

‘’Ikhlaskan ayahmu,Biarkan ia pergi dengan tenang’’Bibi tina lagi lagi mencoba menenangkan.

Sejak kecil Liana selalu diajarkan untuk bersabar.Ia di besarkan dengan pemahaman yang baik. ’Biarkan yang lalu berlalu’.Ikhlas memang sangat berat untuk dilakukan.Tapi percayalah,Hatimu akan merasa lapang,Karena kau bukan memilih melupakan,Tapi berdamai.
‘Ayah,Aku beruntung memiliki ayah seperti-mu,Sungguh’Batin Liana dalam hati.

Salam rindu dari putrimu tercinta.Liana.


_____________________________
Sekian,Terima kasih.  Semoga bermanfaat

lebih banyak tentang fajrul karim

Instagram :@fajrulkarim 
Facebook : Fajrul karim
Youtube : Fajrul karim channel
Website: www.fajrulkarim.com


















Komentar

Postingan Populer